Penyakit sapi gila
merupakan salah satu penyakit yang menyerang syaraf pusat pada sapi yang berupa degenerasi sel sel syaraf sapi dewasa hingga jaringan otak mengalami perubahan mirip spons. Penyakit sapi gila ini tidak ditularkan secara langsung oleh sapi kepada ternak lainnya. penyebaran penyakit ini dengan cara sapi memakan atau mengkonsumsi bahan pakan yang mengandung bibit penyakit / prion. Yaitu suatu molekul protein tubuh yang telah mengalami perubahan konfigurasinya, di tandai dengan perubahan perangai, bisa dalam bentuk ketakutan ataupun nampak agresif, hilangnya koordinasi, tidak mampu untuk bangun, dan akhirnya mati.
Etiologi ( penyebab )
Pada awalnya diduga penyebab penyakit sapi gila adalah slow agent virus, kemudian pada tahun 1982, barulah dikenal istilah prion ( proteinaceous infectious particles ). penyakit ini dikenal juga dengan nama transmissible
spongiform encelopathy, karena sebelumnya diduga berasal dari pemberian pakan yang mengandung protein asal ternak, dan karena penyakitnya belum diketahui maka dinamakanlah TSE. Prion sendiri yang merupakan penyebab dari penyakit ini adalah suatu partikel protein infeksius, tidak mengandung asam nukleat, tahan terhadap faktor atau senyawa yang merusak asam nukleat, seperti radiasi, sinar ultraviolet.
Patogenesis
Penyakit Sapi Gila ( mad cow ) menyerang sistema syaraf pusat, hal ini akan menyebabkan proses degenerasi sel-sel syaraf, dan terbentuk vakuola vakuola, hingga terbentuklah seperti spons. Selain menyerang otak, bagian lain yang juga diduga menjadi target adalah sumsum tulang belakang, tonsil, timus, limpa dan usus. Jaringan tersebut tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi bila terjad wabah BSE. Pada pemeriksaan postmortem sapi dengan infeksi alami, yang sebelumnya memberikan gejala klinis dan pembuktian secara bioassay pada mencit, terbukti bahwa agen infeksius hanya ditemukan pada jaringan /organ target seperti otak, sumsum tulang belakang pada bagian leher, ujung sumsum tulang belakang, dan retina. Dengan adanya proses degenerasi sel syaraf menyebabkan terjadinya inkoordinasi, hingga yang tampak sapi seperti gila.
Diagnosa
Sapi yang memperlihatkan gejala yang telah disebutkan di atas, terutama bila terjadi kasus pada daerah yang pernah tertular, atau didatangkan dari daerah tertular, harus dicurigai sapi menderita BSE atau sapi gila. diagnosis tepat dapat ditegakkan antara lainberdasar temua patologi anatomi dari organ target seperti otak dan jaringan lainnya. Pemeriksaan laboratorium secara bio-assay dari berbagai cairan jaringan pada mencit dapat dilakukan di laboratorium untuk digunakan sebagai referensi. Sebagai diagnosa banding perlu dipertimbangkan juga beberapa penyakit yang berhubungan dengan inkoordinasi syaraf, seperti radang otak dan selaputnya, rabies dan bahkan penuyakit surra khususnya di daerah endemik.
Pencegahan
Apabila ada kecurigaan terhadap penyakit sapi gila ini maka, wajib segera melapor ke dinas setempat yang berwenang, dan segera meminta bantuan profesional untuk memastikan diagnosa di laboratorium. Meskipun belum ada kaitan secara pasti antara BSE dengan penyakit prion pada manusia, pemasukkan bahan makanan seperti impor daging, susu dan berbagai produk olahan hewan harus diawasi secara ketat. Mengingat daya tahan prion sangat tinggi, penanganan materialsehabis pemeriksaan pasca mati harus dilakukan sangat ketat. Perlu dicatat bahwa prion baru benar benar dalam keadaan inaktif bila dilakukan disinfeksi yang berupa insinerasi ( dibakar), dimasukkan autoclaf 132 derajat C selama 2 jam, larutan sodium hipoklorit 5,25%, atau larutan sodium hidroksida
Related Posts