Dari berbagai buku pedoman pendidikan gizi dan kesehatan bagi petugas kesehatan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kunci dari rencana dan strategi pendidikan gizi dan kesehatan pada induvidu, keluarga dan masyarakat, adalah Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dari masalah gizi dan kesehatan, maksudnya adalah masalah-masalah gizi dan kesehatan yang ada di masyarakat atau keluarga (misalnya masalah kurang gzi, kurang vitamin A, kurang zat gizi besi dan kurang mineral yodium), oleh petugas pendidik (atau penyuluh) harus mampu mengkomunikasikan masalah gizi dan kesehatan dalam bentuk informasi yang menyenangkan dan bersifat mendidik kepada masyarakat atau keluarga. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengatasi masalah pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada pada setiap induvidu, keluarga atau masyarakat.
Salah satu strategi pendekatan yang biasa digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan gizi dan kesehatan adalah strategi pendekatan A (Advokasi), B (Bina Suasana). G (Gerakan atau Penggerakan Masyarakat) yang selanjutnya disingkat dengan Strategi pendekatan ABG. Ada tiga unsur untuk dapat menetapkan strategi ABG ini yaitu
- Segmentasi Sasaran Komunikasi Informasi Edukasi,
- Menetapkan target sasaran utama
- dan Memposisikan pesan
Sebagai Contoh Penggunaan Tablet Tambah Darah. Sasaran primer adalah remaja putri dengan pesan pokok atau target adalah cantik berseri dan memposisikan pesan adalah tampa anemia. Kalimatnya adalah Tablet Tambah darah untuk remaja putri, cantik berseri tampa anemia.
Tiga unsur yang sudah terbentuk ini kemudian di Advokasi (A) yaitu dapat dilakukan melalui lobi, pendekatan dan lain-lain bentuk yang disertai dengan penyerbaluasan informasi, sasarannya adalah adanya kepedulian dan tanggung jawab para pengambil keputusan dan penetapan kebijakan. Sedangkan Bina Suasana (B) dapat dilakukan melalui forum komunikasi sebagai wahana yang mendukung terlaksananya kegiatan KIE di berbagai sector terkait.
Selanjutnya Gerakan atau Penggerakan Masyarakat (G) dilakukan dalam bentuk pendidikan gizi guna membentuk perilaku sadar gizi. Dalam aplikasinya ditingkat masyarakat sering digunakan pendekatan 4P. Pengertian dari 4P (baca: Empat Pe) adalah ramuan pemasaran dari sudut pandang sisi pemasar untuk mempengaruhi sasaran. Namun pada tingkat masyarakat biasanya perubahan perilaku yang dirancang oleh penyuluh atau pendidik sulit untuk diterapkan maka kemudian dikenal juga pendekatan 4C (baca : Empat Ce) yaitu pemasaran harus di ramu menurut sisi pandang sasaran/pelanggang
Contoh pendekatan 4 P meliputi ; Product : Tablet Tambah Darah (TTD). Price : Gratis. Place: di Posyandu, Puskesmas, pustu. Promotian : Dapatkan TTD. Kalau dikalimatkan adalah “Dapatkan” Tablet Tambah Darah “Gratis” di Posyandu, pustu dan Puskesmas.
Sedang Contoh Pendekatan 4 C
- Product : Customer needs and wants : Minum Tablet Tambah Darah, untuk tidak anemia dan tampak cantik dan berseri.
- Price : Cost to the customer: Gratis
- Place : Convenience : senang bila didapat di bidan
- Promotian : Communication : mendapatkan penjelasan manfaat minum TTD
Baik pendekatan 4 P maupun 4 C kedua-duanya akan menghasilkan perubahan perilaku sadar gizi, bila hal tersebut menyangkut pendidikan gizi, kalau untuk pendidikan kesehatan adalah adanya perilaku untuk selalu hidup sehat.
Beberapa contoh perubahan perilaku sadar gizi
- Memantau berat badan secara teratur
- Makan beraneka ragam
- Hanya mengkonsumsi garam beryodium
- Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
- Mendapatkan dan memberikan suplementasi gizi bagi anggota keluarga yang membutuhkan
Agar pendekatan 4P dan atau 4C lebih maksimal, faktor-faktor terbentuknya perubahan perilaku yaitu Predisposing faktor (personal faktor), enabling faktor (faktor penunjang) dan reinforcing faktor (faktor pencetus), termasuk didalam proses penerimaan gagasan /perilaku baru (AIETA= Awareness-Mau, Interes-Berminat, Evaluasi-Menilai, Trial-Mencoba, Adopsi-menerima perilaku baru) harus juga tetap menjadi perhatian dalam pelaksanaan strategi ABC.
Kesimpulannya. Pendidikan gizi dan kesehatan pada tingkat masyarakat dikenal dengan penyuluhan gizi dan kesehatan, Hasilnya adalah perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku sadar gizi dan norma-norma kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Dibutuhkan rencana dan strategi untuk merubah perilaku sadar gizi dan kesehatan. Konsepnya adalah 4P dari sudut pandang penyuluh/pendidik dan 4C dari sudut pandang yang disuluh atau yang dididik , dan dilakukan dengan pendekatan ABC (Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan/Penggerakan)
Related Posts