Kutu Air Ternyata Jamur
Saat mendengar istilah "kutu air" mungkin akan terbayang dalam pikiran sebagian kita, penyakit berupa pengelupasan kulit sela jari kaki akibat ulah kutu air. Waktu kecil saya juga berpikiran demikian. Ketika terkena kutu air, saya mencoba mencari kutunya di sela jari, juga di dalam air. Alhasil, tidak ketemu.
Belakangan baru saya ketahui, walaupun bernama "kutu air", ternyata penyebabnya bukanlah kutu atau pun binatang air lainnya, tetapi jamur.
Jamur "kutu air" sangat kecil, hanya bisa dilihat di bawah mikroskop. Walaupun kecil, jamur ini mampu menyebabkan kerusakan kulit yang diserangnya. Kemudian menimbulkan gejala berupa terkelupasnya kulit, nyeri, gatal, atau berbau.
"Kutu air" juga termasuk penyakit menular. Penularan banyak terjadi pada lingkungan yang lembab atau basah. Kutu air dapat menular melalui kontak langsung atau tidak langsung. Penularan langsung yaitu sentuhan langsung antara penderita dengan orang lain, sedangkan penularan tak langsung yaitu penularan melalui media perantara. Contoh penularan tidak langsung adalah melalui sandal yang dipakai bersama, melalui lantai kamar mandi (Wikipedia,2007), di kolam renang, atau saat banjir.
Agar tidak tertular, penting untuk melakukan tindakan pencegahan. Beberapa diantaranya adalah (Berman,2007):
1. Menjaga kaki dan sela jari kaki tetap kering.
2. Gunakan sandal saat berada di kamar mandi umum, kolam renang, dll.
3. Sering-seringlah mengganti kaos kaki, minimal satu kali sehari.
4. Gunakan sepatu yang aliran udara (aerasi) di dalamnya bagus, terutama yang terbuat dari bahan alami seperti kulit. Jika mempunyai sepatu lebih dari satu, sebaiknya gunakan secara bergantian setiap hari, sehingga sepatu dapat kering secara sempurna sebelum dipakai kembali. Hindari memakai sepatu yang berbahan plastik.
5. Gunakan obat antijamur atau bedak pengering jika anda curiga mungkin akan tertular kutu air, atau jika anda akan bepergian ke daerah dimana kutu air banyak berjangkit.
Pengobatan kutu air dibagi menjadi dua. Pertama, menjaga daerah yang terkena tetap kering, sehingga jamur akan terhambat pertumbuhannya. Kedua, menggunakan salep antijamur yang bisa dibeli bebas. Biasanya mengandung mikonazol, klotrimazol, atau tolnaftat. Pengobatan sebaiknya dilanjutkan 1 – 2 minggu setelah infeksi jamur sembuh. Gunanya untuk mencegah jamur datang kembali.
Jika daerah yang terkena kutu air bengkak, kemerahan, berdarah, atau pengobatan dengan obat salep tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera berkonsultasi ke pusat layanan kesehatan atau praktisi medis lainnya.
adjis alamsyah
Tuesday, December 27, 2011
Related Posts